Pesankata.com, Samarinda – Empat hari sebelum Ramadan, warga Samarinda kembali dihadapkan pada permasalahan tahunan yang semakin membebani kehidupan sehari-hari, lonjakan harga kebutuhan pokok dan gas elpiji 3 kg.

Di berbagai sudut kota, mulai dari pasar tradisional hingga warung-warung kecil, keluhan semakin nyaring terdengar. Kenaikan harga yang tidak terkendali ini mencerminkan kesulitan masyarakat dalam mendapatkan barang esensial dengan harga terjangkau, membuat mereka harus berpikir ulang dalam mengatur anggaran belanja rumah tangga.

Di sejumlah pengecer, harga gas bersubsidi yang seharusnya Rp18.000 per tabung kini melesat hingga Rp40.000. Rudi Hartono (47), seorang pengecer di Samarinda Seberang, mengaku tidak punya pilihan selain menyesuaikan harga dengan biaya yang dibebankan agen.

“Ambil dari agen saja sudah di atas Rp25.000. Kalau saya jual Rp40.000, itu sekadar cukup buat makan, bukan untuk foya-foya,” ujarnya.

Lonjakan harga ini semakin menekan daya beli warga, terutama mereka yang memiliki penghasilan pas-pasan. Fitriani (42), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Lambung Mangkurat, mengaku semakin sulit mencukupi kebutuhan rumah tangga akibat kenaikan harga yang terjadi secara bersamaan.

“Biasanya di pangkalan cuma Rp18.000, sekarang di warung sampai Rp40.000. Ramadan nanti makin pusing, semua serba naik, gas mahal, bahan pokok pun enggak ada yang murah. Tiap hari rasanya makin berat,” keluhnya.

Pemerintah Kota Samarinda mencoba menekan lonjakan harga dengan membuka program Kios Penyeimbang Sigap di Pasar Segiri, yang diharapkan bisa menjadi solusi jangka pendek bagi masyarakat. Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, menegaskan upaya ini untuk menjaga stabilitas harga, terutama menjelang bulan suci Ramadan.

“Kami berusaha memastikan masyarakat bisa belanja dengan harga yang terjangkau. Jangan sampai dompet warga kempes sebelum puasanya mulai,” katanya, menegaskan pentingnya langkah cepat untuk mengatasi masalah ini.

Namun, program ini masih menuai skeptisisme di kalangan warga. Banyak yang meragukan efektivitasnya karena lonjakan harga sudah terjadi secara luas dan menyentuh berbagai lini kebutuhan. Mereka berharap adanya solusi lebih nyata yang bisa mengatasi kenaikan harga dari akar permasalahannya, bukan sekadar solusi sementara yang hanya bisa dirasakan oleh sebagian kecil masyarakat.

Sumber : https://regional.kompas.com/read/2025/02/25/161327278/harga-elpiji-3-kg-di-samarinda-tembus-rp-40000-jelang-ramadhan-warga-resah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan