Pesankata.com, Bekasi – Jagat maya tengah dihebohkan dengan viralnya perdebatan antara seorang siswi bernama Aura dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Aura dengan berani menyampaikan protesnya terhadap dua kebijakan kontroversial, yakni larangan wisuda sekolah dan penggusuran permukiman warga di bantaran Kali Bekasi.

Aura, yang diketahui juga sempat viral karena mengkritik penggusuran Kali Bekasi melalui media sosial, menyuarakan kekesalannya langsung di hadapan Dedi Mulyadi. Ia menilai penggusuran rumahnya terjadi secara sepihak, tanpa dialog atau pemberitahuan layak kepada warga terdampak.

Dalam debat tersebut, Aura juga mempertanyakan larangan study tour dan wisuda yang diterapkan Dedi. Ia merasa kecewa karena tidak bisa mengabadikan momen perpisahan dengan teman-temannya setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah.

Menjawab pertanyaan itu, Dedi Mulyadi menekankan perlunya perubahan sikap masyarakat terkait gaya hidup. Menurutnya, warga yang tinggal di bantaran sungai seharusnya lebih realistis dalam bersikap sesuai dengan kondisi ekonominya. “Kenapa miskin, tapi gayanya seperti orang kaya?” sindir Dedi. Ia juga mempertanyakan kondisi ekonomi keluarga Aura, termasuk keberadaan rumah kontrakan yang kini mereka tempati.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa larangan wisuda di tingkat pendidikan dasar bertujuan untuk mencegah pemborosan biaya yang justru memberatkan para orangtua, terutama mereka yang dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Ia menyebut, wisuda sebaiknya hanya digelar di tingkat perguruan tinggi, bukan sejak Taman Kanak-Kanak.

Polemik ini memancing berbagai reaksi publik, memperkuat sorotan terhadap kebijakan pendidikan dan program penataan kawasan di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan