Pesankata.com, Jakarta – Nama Timothy Ronald mungkin sudah tak asing lagi di kalangan anak muda Indonesia yang melek keuangan digital. Di usianya yang masih 24 tahun, ia telah mencetak prestasi mengesankan sebagai investor aset kripto, pebisnis muda, serta pendidik publik dalam bidang keuangan yang banyak diidolakan generasi milenial dan Gen Z.
Perjalanan unik Timothy dimulai dari dunia gaming. Di masa SMP, ia mengasah bakatnya dalam Mobile Legends hingga menjadi joki profesional. Hadiah yang ia menangkan dari kompetisi nasional tak dihabiskan, tetapi dimanfaatkan untuk modal bisnis. Saat SMA, ia membangun bisnis pomade impor dan aktif dalam dunia saham, menghasilkan pendapatan hingga puluhan juta rupiah per bulan.
Namun yang membuatnya berbeda adalah misinya untuk membagikan ilmu keuangan. Di usia 19 tahun, ia mendirikan dua platform edukatif: Ternak Uang dan Akademi Crypto, yang bertujuan meningkatkan literasi finansial bagi anak muda. Di media sosial, terutama YouTube dengan jutaan subscriber, ia kerap membagikan konten edukatif yang membuat topik kompleks seperti investasi menjadi mudah dipahami.
Tak hanya mengandalkan konten digital, Timothy juga berkontribusi nyata di lapangan. Lewat Ronald Foundation, ia membangun sekolah dan fasilitas pendidikan di daerah tertinggal seperti Sumba dan Jawa Timur. Langkah ini membuat banyak orang menilai bahwa ia adalah sosok pengusaha muda yang tak hanya mengejar cuan, tetapi juga memiliki misi sosial.
Dalam sesi TEDx Youth@SmakOne, Timothy menyampaikan materi tentang mindset finansial sejak usia muda dan strategi investasi. Ceramahnya viral dan menginspirasi komunitas muda untuk lebih bijak mengelola uang.
Daya tarik utama Timothy di mata anak muda ada pada tiga hal:
- Kisah nyata yang membumi – Dari gamer hingga pebisnis sukses
- Edukasi inklusif – Membuat literasi keuangan lebih bisa diakses semua kalangan
- Kepedulian sosial – Menyatukan tujuan bisnis dengan kontribusi nyata bagi masyarakat
Timothy Ronald bukan sekadar influencer, tapi simbol generasi baru: cerdas finansial, terampil digital, dan peka terhadap kebutuhan sosial. Ia telah membuktikan bahwa kesuksesan sejati datang dari keseimbangan antara ilmu, aksi, dan empati.






