Pesankata.com, Washington – Donald Trump akhirnya buka suara terkait konflik bersenjata yang terus memanas antara Israel dan Iran. Dalam pernyataan terbarunya, mantan Presiden AS itu menyampaikan dukungannya terhadap hak Israel untuk bertahan, namun menggarisbawahi pentingnya menghindari langkah ekstrem seperti pembunuhan pemimpin Iran.

Trump mengungkap bahwa pihaknya telah sepenuhnya mengetahui rencana awal serangan Israel. Meski ia menyebut aksi militer tersebut sebagai “excellent,” Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak terlibat langsung. Ia juga menyatakan dengan tegas bahwa rencana pembunuhan Ayatollah Khamenei harus ditolak demi mencegah eskalasi konflik.

Dalam wawancara dengan Reuters, Trump menyampaikan harapannya agar “perang ini berhenti.” Ia bahkan mengusulkan nama Vladimir Putin sebagai mediator potensial dalam meredam ketegangan, membuka ruang bagi penyelesaian damai antara dua negara yang tengah berseteru.

Trump menyebut krisis ini sebagai momen strategis untuk mendorong Iran kembali ke jalur diplomasi, terutama soal program nuklir yang selama ini menjadi kekhawatiran dunia. Meski belum ada tanda-tanda Iran menghentikan pengayaan uranium, Trump menilai ada “second chance” untuk negosiasi ulang.

AS, kata Trump, akan terus mendukung keamanan Israel, tetapi solusi jangka panjang tetap berada di jalur diplomatik. Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas kawasan Timur Tengah dan mencegah perang terbuka yang bisa merambat lebih luas.

Para pemimpin dunia, termasuk dari G7, juga telah menyuarakan perlunya meredakan konflik melalui dialog. Trump menyinggung kemungkinan pembahasan lanjutan dalam KTT G7 mendatang, serta mendukung pendekatan diplomatik yang menyertakan Rusia sebagai penengah.

Dalam wawancara dengan ABC News, Trump kembali menyebut serangan Israel sebagai langkah yang tepat, tetapi tetap menolak agresi berlebihan yang berisiko besar. Menurutnya, keseimbangan antara kekuatan militer dan diplomasi harus dijaga.

Pernyataan Trump ini memperlihatkan posisinya yang tak hanya pro-Israel, tetapi juga sadar akan bahaya eskalasi regional. Ia mencoba memainkan peran strategis: mendukung pertahanan sekutu tanpa menyalakan api perang yang lebih besar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan