Pesankata.com, Jakarta – Skandal pemalsuan dokumen mengguncang dunia sepak bola Asia setelah FIFA membuktikan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memalsukan data tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia. Dalam putusan resmi yang dirilis Senin (6/10/2025), FIFA menegaskan bahwa FAM dengan sengaja mengubah data kakek dan nenek pemain agar terlihat memiliki keturunan Malaysia. Temuan ini diperoleh setelah investigasi panjang pasca laga Kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam.

Penyelidikan dimulai usai laporan tentang keabsahan pemain Malaysia yang berlaga pada 10 Juni 2025. Dari hasil pemeriksaan, FIFA menemukan 69 poin pelanggaran yang dilakukan FAM, termasuk pencantuman tempat lahir palsu di Malaysia. Faktanya, seluruh dokumen asli menunjukkan bahwa kakek-nenek para pemain berasal dari negara asal masing-masing, seperti Argentina, Brasil, Spanyol, dan Belanda.

Ketujuh pemain yang terbukti menggunakan dokumen bermasalah adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgi, dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Komite Disiplin FIFA menyebut tidak ada keraguan sedikit pun atas temuan ini. “FAM gagal menunjukkan kehati-hatian dalam verifikasi dokumen, bahkan FIFA dengan mudah memperoleh dokumen asli tanpa hambatan,” tulis FIFA dalam laporan resmi poin ke-51.

Sebagai konsekuensi, FAM dijatuhi denda sebesar CHF 350.000 atau sekitar Rp7,3 miliar. Sementara tujuh pemain tersebut dihukum larangan bermain selama 12 bulan dan denda masing-masing CHF 2.000 atau sekitar Rp41 juta. Meski begitu, FIFA tidak menjatuhkan sanksi tambahan terkait laga Malaysia melawan Vietnam, melainkan menyerahkan sepenuhnya keputusan lanjutan kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Kasus ini menjadi aib besar bagi sepak bola Malaysia. Publik menilai langkah FAM untuk memperkuat tim nasional dengan jalan pintas menunjukkan krisis integritas di tubuh federasi. Sejumlah anggota parlemen Malaysia bahkan menyebut kasus ini sebagai “titik terendah” dalam sejarah FAM. Tak lama setelah putusan FIFA diumumkan, situs resmi FAM dilaporkan diretas dan tak bisa diakses selama beberapa jam.

FAM sendiri menyatakan akan meninjau putusan tersebut sebelum mengajukan banding. Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman HJ Rahman, menegaskan bahwa pihaknya menunggu dokumen lengkap dari FIFA untuk diserahkan kepada tim hukum internasional mereka. “Banding akan kami ajukan setelah dokumen lengkap diterima. Tim hukum FAM sudah siap dengan argumen pendukung,” ujarnya.

Meski demikian, sejumlah pakar hukum olahraga menilai peluang banding FAM untuk menang sangat kecil. Bukti yang diajukan FIFA bersifat otentik dan diverifikasi melalui catatan sipil negara asal pemain. Dalam konteks regulasi FIFA, pemalsuan dokumen keturunan termasuk pelanggaran berat karena melanggar prinsip eligibility pemain.

Kasus ini diprediksi akan memengaruhi posisi Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027. Jika AFC memutuskan pemain tidak memenuhi syarat, hasil kemenangan Malaysia atas Vietnam bisa dibatalkan. Skandal ini juga menjadi pengingat penting bagi seluruh federasi di Asia agar menjunjung tinggi integritas dan transparansi dalam proses naturalisasi pemain.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan