Capres Kolombia Ditembak Saat Kampanye: Demokrasi Diuji Jelang Pemilu 2026
Pesankata.com, Bogotá – Ketegangan politik Kolombia kembali memuncak setelah Senator Miguel Uribe Turbay, figur kuat calon presiden dari blok konservatif, ditembak dalam kampanye terbuka di ibu kota Bogotá, Sabtu, 7 Juni 2025. Peristiwa ini menyoroti kembali kerentanan sistem politik Kolombia terhadap kekerasan, terutama menjelang pemilihan umum tahun depan.
Saat insiden terjadi pukul 17.00 waktu setempat, Uribe sedang berbicara di hadapan pendukung di taman Fontibón. Tanpa diduga, seorang remaja 15 tahun mendekatinya dari belakang dan melepaskan dua tembakan yang mengenai kepala dan dada sang senator. Ia segera dibawa ke Rumah Sakit Santa Fe untuk menjalani operasi penyelamatan jiwa yang kompleks. Dua warga lainnya juga mengalami luka dalam kejadian ini.
Penembak langsung diamankan di tempat kejadian, dan aparat berhasil menyita senjata api yang digunakan. Pemerintah Kolombia kini memburu kemungkinan pelaku tambahan dan dalang utama penyerangan. Sebagai bentuk keseriusan, hadiah sebesar tiga miliar peso ditawarkan bagi informasi yang dapat membantu pengungkapan kasus ini.
Istri Uribe, María Claudia Tarazona, mengunggah pernyataan emosional bahwa suaminya sedang bertarung melawan maut, mengundang simpati luas dari masyarakat. Presiden Petro pun membatalkan agenda luar negerinya untuk memimpin rapat darurat nasional.
Kecaman atas penembakan ini datang dari berbagai penjuru dunia. Senator Amerika Serikat Marco Rubio menyebut kejadian ini sebagai ancaman nyata terhadap demokrasi regional, sementara para pemimpin Amerika Latin lainnya menyerukan agar Kolombia menjamin keselamatan seluruh kandidat politik.
Tragedi ini menambah daftar panjang sejarah kekerasan politik Kolombia. Publik tak bisa melupakan kasus Luis Carlos Galán yang terbunuh saat berkampanye pada 1990—sebuah luka lama yang kini seperti kembali terbuka.
Kini, keamanan para politisi diperketat, dan pihak berwenang mempercepat investigasi guna memastikan pelaku jaringan kekerasan tidak kembali mengacaukan proses demokrasi. Sementara kondisi Uribe masih dipantau ketat, masyarakat Kolombia berharap kejadian ini tak memadamkan semangat perubahan melalui pemilu 2026 yang demokratis dan damai.





