Menkeu Purbaya Ungkap Cara Balas Dendam, Bukan Serang tapi Benahi Sistem
Pesankata.com, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya kembali menarik perhatian publik setelah mengungkap cara dirinya “balas dendam” terhadap kritik yang terus mengarah kepadanya. Satu bulan menjabat sebagai pengganti Sri Mulyani, Purbaya menjadi sorotan tajam, terutama setelah pernyataannya yang dinilai keras terhadap sejumlah kebijakan BUMN strategis. Namun, di hadapan peserta Investor Daily Summit 2025, ia menegaskan sikapnya bukan untuk menyerang siapa pun.
“Banyak yang bilang saya hantem sana, hantem sini. Saya enggak hantem siapa pun. Saya cuma betulin yang menurut saya harus dibetulin,” ujar Purbaya dengan senyum tipis. Kalimatnya memancing tawa kecil dari hadirin, tetapi juga menciptakan keheningan sejenak di ruang forum itu. Nada santainya justru memperlihatkan ketegasan bahwa ia tidak bersembunyi di balik diplomasi politik.
Purbaya mengakui bahwa gaya komunikasinya mungkin terdengar ceplas-ceplos, namun ia menilai kejujuran dan transparansi lebih penting daripada menjaga citra. Ia bahkan mengaku sering dianggap terlalu keras saat berbicara tentang kebijakan BUMN seperti Pertamina. “Saya bicara soal Pertamina karena DPR duluan hantem saya di situ. Ya sudah, kalau pakai Pertamina buat hantem saya, saya bahas sekalian Pertaminanya,” ucapnya yang disambut tepuk tangan peserta forum.
Isu Pertamina memang menjadi salah satu titik panas dalam hubungan antara Kementerian Keuangan, DPR, dan publik. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan pelat merah itu dikritik terkait transparansi proyek dan efisiensi operasional. Purbaya menilai koreksi terhadap BUMN bukan bentuk permusuhan, melainkan tanggung jawab negara untuk memperbaiki sistem keuangan publik.
Ia menegaskan, sikap kritisnya tidak ditujukan pada individu, melainkan pada mekanisme dan pola kerja yang dianggap tidak efisien. “Saya enggak suka cari masalah. Saya cuma ingin memperbaiki hal-hal yang salah,” ujarnya menegaskan. Pernyataannya menjadi refleksi atas gaya kepemimpinan yang mengedepankan keberanian mengambil risiko politik demi efisiensi dan integritas fiskal.
Pengamat ekonomi menilai, gaya blak-blakan Purbaya dapat menjadi momentum untuk memperkuat transparansi kebijakan publik, terutama di tengah tekanan fiskal dan kebutuhan reformasi struktural. Sikap terbukanya dinilai sebagai pembeda dari gaya teknokrat sebelumnya yang lebih hati-hati dalam menanggapi kritik politik.
Meski banyak yang tidak sepakat dengan cara bicaranya, sebagian pihak menilai Purbaya berhasil menarik kembali perhatian publik terhadap isu fundamental yang selama ini tertutup oleh retorika politik. Ia tidak menutup kemungkinan bahwa gaya komunikasinya akan terus seperti itu. “Saya cuma ngomong apa adanya. Kalau ada yang salah, ya saya betulin,” tuturnya.
Di tengah dinamika politik ekonomi yang sensitif, Purbaya tampak ingin menunjukkan bahwa “balas dendam” terbaik bukan dengan menyerang balik, tetapi dengan memperbaiki sistem yang rusak. Kalimat sederhana, tapi mengandung pesan kuat: kejujuran tetap bisa berdiri tegak di tengah hiruk-pikuk kekuasaan.





